Selasa, 29 Maret 2011

Pengaruh pemakaian cacahan ban karet bekas terhadap stabilitas campuran aspal

Jalan raya adalah salah satu sarana yang digunakan untuk mendukung adanya transportasi darat. Oleh karena itu, perkerasan lentur jalan raya harus benar-benar diperhatikan dan dipertimbangkan daya dan upayanya untuk meningkatkan sifat fisik aspal. Stabilitas adalah kemampuan campuran aspal untuk menahan terhadap deformasi yang disebabkan oleh beban kendaraan yang berulang. Campuran aspal yang tidak stabil akan menyebabkan timbulnya pengaluran roda (rutting) dan retak (cracking). Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan cacahan ban karet bekas terhadap stabilitas campuran aspal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian cacahan ban karet bekas terhadap stabilitas campuran aspal dan mengetahui persentase kandungan cacahan ban karet bekas yang diperlukan sehingga didapatkan nilai stabilitas maksimum campuran aspal. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Perkerasan Jalan Universitas Negeri Malang, dengan mengambil sampel agregat dari daerah Klaseman kabupaten Malang, aspal keras penetrasi 60/70, dan cacahan ban karet bekas merk Aspira ukuran 2,50 inch. Benda uji tanpa cacahan ban karet bekas masing-masing dibuat 3 buah dengan kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%. Benda uji dengan tambahan cacahan ban karet bekas masing-masing dibuat 3 buah dengan kadar cacahan ban karet bekas 1,5%, 3%, 4,5%, 6%, 7,5%, dan 9% dari berat aspal optimum. 

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penambahan cacahan ban karet bekas pada campuran aspal berpengaruh terhadap nilai stabilitas campuran aspal, yaitu penambahan cacahan ban karet bekas dapat meningkatkan nilai stabilitas campuran aspal. Nilai stabilitas campuran aspal akan naik sampai mencapai batas maksimum, yaitu pada kadar cacahan ban karet bekas 3,75% dengan nilai stabilitas sebesar 1187 kg. Kemudian semakin banyak kadar cacahan ban karet bekas yang ditambahkan, nilai stabilitas campuran aspal cenderung menurun.

Manfaat kol

Dilihat dari bentuknya sayuran ini tampak cantik sekali dan biasanya tumbuh didaerah yang berhawa sejuk. Sayuran yang tampak sederhana ini ternyata memiliki harga yang tidak ternilai bagi kesehatan. Kol atau ada yang menyebutnya dengan kubis terlahir dari keluarga yang banyak sekali jenisnya, diantaranya yang dikenal adalah sawi hijau, sawi putih, kembang kol, kailan, kolrabi, salad air dan brokoli.
Semua keluarga kol mengandung senyawa anti kanker dan merupakan sumber vitamin C, vitamin A,vitamin B1, serta mineral, kalsium, kalium, klor, fosfor, sodium dan sulfur. Kandungan serat kasar pada kol sangat tinggi sehingga dapat memperkecil resiko penyakit kanker lambung dan usus.
Dicuplik dari hasil penelitian di Amerika membuktikan bahwa kol yang dikonsumsi dalam keadaan mentah atau yang telah dimasak dapat mengurangi terjadinya kanker usus besar sebanyak 66 %. Manfaat lain dari kol adalah dapat mencegah dan menyembuhkan luka lambung, menstimulasi kekebalan, menurunkan kadar kolestrol dalam darah serta dapat mencegah infeksi.
Nah perlu diingat, dalam mengkonsumsi jenis makanan apapun sebaiknya memang jangan dalam jumlah yang berlebih, begitu juga dengan kol. Kandungan goitrinsnya dapat menganggu keseimbangan iodium dalam darah, ini dapat terjadi pada orang – orang tertentu yang menderita mag, gastritis dan perut kembung. Mengkonsumsi kol yang berlebih akan menyebabkan terbentuknya gas dalam lambung. Tetapi jika asupan iodium dari makanan lain seimbang, mengkonsumsi kol tidak perlu lagi dirisaukan.
Sumber : http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/tentang-kol-dan-manfaatnya

Pohon kaktus

KAKTUS
Kaktus merupakan tanaman favorit bagi orang-orang yang sibuk. Bagaimana tidak? Kaktus tidak perlu sering-sering disiram, menanamnya tidak repot, dan sangat mudah tumbuh bahkan saat kemarau yang sangat kering sekalipun. Kaktus dipandang sebagai tanaman hias karena ternyata variasi tanaman ini cukup banyak loh! Mulai dari variasi bentuk, warna, bunga, bahkan durinya pun punya nilai estetika tersendiri.
Kaktus merupakan tumbuhan asli Amerika. Kaktus itu ada bermacam-macam. Ada yang bentuknya seperti batu-batu kecil yang ukurannya tidak lebih dari 5 cm, misalnya Lithop, Titanopsis, Lapidaria, Penestraria, dan Gibbaeum. Ada pula kaktus-kaktus raksasa yang sering kita lihat di film-film koboi, seperti Cereus peruvianus.
Kaktus termasuk kelompok tanaman succulent yaitu tanaman yang banyak mengandung air di tubuhnya, sama seperti lidah buaya dan cocor bebek. Selama musim penghujan, batang kaktus akan membengkak karena terisi air, sementara saat kemarau batangnya perlahan-lahan menyusut. Bunga kaktus sangat menyolok dan cukup berbeda daripada bunga tanaman lain.
Jagoan bunga kaktus bisa Anda lihat pada Epiphyllum atau dikenal juga dengan nama kaktus anggrek. Bunga Epiphyllum sangat harum dan diameternya bisa mencapai 20 cm. Struktur khas dari tanaman kaktus adalah durinya. Duri kaktus bisa sangat pendek dan kecil sampai-sampai sulit teramati seperti pada Schlumbergera, atau sangat besar dan tajam seperti pada Echinocactus. Getah kaktus bening dan encer.
Orang Indian kuno sangat sering memanfaatkan getah kaktus sebagai obat tradisional. Penanaman kaktus sebagai tanaman hias dimulai oleh suku Aztec beratus-ratus tahun yang lalu. Lama juga ya. Di Indonesia pun kaktus tidak kalah saing dengan tanaman hias berbunga lainnya dan telah punya penggemar yang setia.

Cara mudah membuat kompos

Tidak banyak yang menyadari bila setiap hari kita memproduksi sampah yang jumlahnya terus meninggi.  Dan, kita juga tidak banyak menyadariya kian hari  kian sulit untuk membuang sampah.


Karena volume yang terus meninggi, lahan TPA (tempat pembuangan akhir sampah) cepat habis. Dan untuk memperluasnya tidaklah mudah. Reaksi warga di sekitar TPA  juga keras ketika mendengar ada rencana perluasan.

Mencari lahan TPA baru, terutama di kota-kota besar di Pulau Jawa lebih  sulit lagi. Warga sekitar  dengan keras selalu menolaknya. Mereka tidak rela bila pemukiman berdekatan dengan  tumpukan sampah. Ya.. siapa yang mau hidup  di lingkungan yang hampir tiap hari menghirup udara busuk.

Ada satu cara untuk menanggulangi makin menggunungnya sampah. Jika setiap rumah  tangga  memanfaatkan sampah organiknya untuk pupuk alami (kompos) bisa dihitung berapa pengurangan volume sampah yang terjadi. 

Membuat pupuk kompos sendiri dari sampah organik tidaklah sulit. Berikut ini adalah cara membuat kompos.

1. Kompos Jadi Siap Pakai
Kompos alami banyak terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat pembangan sampah organik. Untuk mendapatkannya : 
  1. Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah
  2. Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
  3. Jemur sampai kering, lalu ayak
  4. Bubuhkan 50 - 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.


Bahan:
  1. 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
  2. 6,5 m3 kulit buah kopi
  3. 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
  4. 30 kg abu dapur atau abu kayu

Cara Membuat
  1. Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.
  2. Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak.
  3. Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
  4. Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 - 5 hari, lalu segera menurun lagi.
  5. Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
  6. 2 - 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah cukup matang.
  7. Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.
  8. Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.


2.  Kompos Sistem Bogor
Bahan :
  1. Sampah mudah lapuk (garbage)kompos-3
  2. Jerami yang sudah bercampur dengan kotoran dan air kencing ternak.
  3. Kotoran ternak memamah biak
  4. Abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat:
  1. Timbuni campuran jerami dan sampah setinggi 25 cm di atas bedengan berukuran 2,5 x 2,5 meter.
  2. Timbun lagi campuran kotoran dan air kencing ternak di atas timbunan tadi tipis-tipis dan merata.
  3. Timbun lagi campuran jerami dan sampah-sampah setinggi 25 cm.
  4. Tutup lagi dengan campuran kotoran dan kencing ternak.
  5. Timbun bagian paling atas dengan abu sampai setebal ± 10 cm.
  6. Balik-balik campuran bahan kompos setelah berlangsung 15 hari, 30 hari dan 60 hari.
  7. Setelah di proses selama 3 bulan kompos biasanya cukup matang.
  8. Agar pengomposan berhasil, buatlah atap naungan di atas bedengan pengomposan sebab air hujan dan penyinaran langsung matahari dapat menggagalkan proses pengomposan.

3. Kompos Sistem Terowongan Udara
Membuat kompos dengan sistem terowongan udara, yaitu dengan menumpukkan daun-daun, potongan rumput dan bahan lain di atas segitiga panjang yang terbuat dari bambu atau kayu. 

Bahan :
  1. Daun, rumput
  2. Sampah organik

kompos_saringCara membuat:
  1. Buat terowongan segitiga.
  2. Terowongan udara terbuat dari bambu atau kayu berukuran kira kira : tinggi 20 cm, panjang 1.5 - 2 meter. Buatlah dua buah dan letakkan berdampingan.
  3. Tumpuklah daun dan  bahan yang lain diatas satu terowongan udara & biarkan yang satunya.
  4. Tambahkan bahan & siram dengan air secara teratur setiap hari agar tumpukan tetap lembab.
  5. Setelah bagian bawah mulai menghitam (seperti tanah), baliklah tumpukan keatas terowongan udara yang satunya. Tumpuk bahan yang baru di atas terowongan yang lama.
  6. Jaga kelembaban tumpukan dengan menyiramnya secara teratur & biarkan sampai menjadi kompos (kira-kira 6 minggu atau warnanya kehitaman semua).
  7. Setelah bahannya menjadi kompos, bisa digunakan untuk kebun. Ulangi lagi proses diatas, supaya anda selalu punya kompos.
  8. Kompos yang anda buat sendiri ini bisa digunakan untuk kesuburan tanah dan kesehatan tanaman anda.



4. Kompos Rumah Tangga
Sampah organik secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses penguraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. 

Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.

Bahan
kompos-4
  1. Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic.
  2. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
  3. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.

Cara Membuat
  1. Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
  2. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
  3. Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
  4. Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
  5. Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
  6. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
  7. Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.

Nasib Trenggilig yang terus diburu manusia

SAMARINDA-vivaborneo.com-Upaya penyelundupan daging dan sisik Trenggiling yang beratnya sekitar 1,5 ton, berhasil diungkap Satuan Polhut Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Enggang Kaltim, Senin (27/4). Trenggiling termasuk dalam daftar jenis satwa dilindungi di Indonesia Oleh karena itu, trenggiling dilarang untuk diburu, dilukai, dipelihara, diperdagangkan, atau disimpan baik dalam kondisi hidup maupun bagian-bagiannya.
Trenggiling (Manis javanica) adalah jenis mammalia nocturnal (aktif di malam hari) yang sebarannya di Indonesia meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Makanan utamanya adalah rayap dan semut, oleh karena itu disebut juga sebagai ant-eater.
Ancaman terbesar bagi kelestarian trenggiling di alam adalah perburuan secara besar-besaran untuk diperdagangkan daging dan sisiknya. Nilai ekonomi yang tinggi menjadikan trenggiling sebagai satwa buru yang paling dicari saat ini. Di pasaran domestik, harga jual trenggiling hidup berkisar antara Rp. 300.000,- – 500.000,-/kg.
Di pasaran internasional, harga daging dan sisik trenggiling melonjak drastis menjadi 3-4 kali lipat harga di Indonesia. Di China, harga 1 kg daging trenggiling mencapai US 112 dollar, sedangkan sisik mencapai US 400 dollar (tahun 2008).
Padahal satu ekor trenggiling dewasa hidup dapat mencapai berat 8-10 kg, bahkan ada yang sampai 12 kg. Setelah melalui proses pengulitan sisik dan bagian dalam perut, berat trenggiling beku yang direkomendasikan penampung trenggiling berkisar 5-10 kg. Harga sisiknya juga fantastis, mencapai Rp. 550.000,-/kg.
Tidak heran para eksportir menggerakkan dan memberikan modal kepada jaringan trenggiling mulai dari pemburu sampai penampung lokal untuk mengeruk keuntungan lebih besar. Harga jual daging trenggiling yang menggiurkan inilah yang membuat orang-orang memburu teringgiling yang hidup di Indonesia (juga di Malaysia dan Thailand) untuk di ekspor daging dan kulitnya (sisik) secara ilegal ke para peminat di luar negeri.
Perdagangan trenggiling di tingkat internasional booming di tahun 2000-2005. Setelah itu, stok yang disuplai oleh penampung lokal menurun. Kuat dugaan bahwa populasi trenggiling telah mengalami penurunan yang drastis sehingga mengurangi pasokan ke eksportir.
Daging trenggiling merupakan menu makanan mahal di restaurant Cina, Singapura, Laos, Vietnam, dan Taiwan. Sisik trenggiling sudah dikenal luas sebagai komponen penting dalam TCM (Traditional Chinese Medicine) yang memberikan manfaat penyembuhan beberapa penyakit, diantaranya menyembuhkan penyakit jantung, stroke dan paru-paru. Bahkan ada yang percaya bisa menjadi obat kuat. Sementara itu, sisiknya dapat dibuat bahan kosmetik dan bahan shabu-shabu (narkotika)
Berdasarkan sebuah literatur bahwa binatang ini ditemukan oleh seorang bernama Desmarest pada 1822, binatang ini disebut juga ant eater (pemakan semut) wakil dari ordo Pholidota yang masih ditemukan di Asia Tenggara. Tubuh trenggiling lebih besar dari kucing. Berkaki pendek dengan ekor panjang dan berat. Yang unik adalah tubuhnya bersisik tersusun seperti genting rumah. Sisik pada bagian punggung dan bagian luar kaki berwarna cokelat terang. Binatang berambut sedikit ini tidak mempunyai gigi.
Untuk memangsa makanannya yang berupa semut dan serangga, trenggiling menggunakan lidah yang terjulur dan bersaput lendir. Panjang juluran lidahnya dapat mencapai setengah panjang badan. Untuk melindungi diri dari serangan musuh, trenggiling menyebarkan bau busuk. Ia memiliki zat yang dihasilkan kelenjar di dekat anus yang mampu mengeluarkan bau busuk, sehingga musuhnya lari.
Binatang unik ini berkembang biak dengan melahirkan. Hanya ada satu anak yang dilahirkan seekor trenggiling betina. Lama hamilnya hanya dua sampai tiga bulan saja. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga “sisik”nya dapat melukai kulit pengganggunya.
Ada tujuh jenis Trenggiling yang masih hidup di dunia, yaitu Trenggiling India (Manis crassicaudata) terdapat di India dan Srilangka, Trenggiling Cina (M. pentadactyla) terdapat di Taiwan dan RRC Selatan, Trenggiling Pohon (M. tricuspis), Trenggiling Berekor Panjang (M. tetradactyla), Trenggiling Raksasa (M.gigantea) dan Trenggiling Temmick (M. Temmicki) terdapat di Afrika serta yang terakhir adalah Trenggiling Jawa (M. javanica) terdapat di Semenanjung Malaysia, Birma, Indocina (Vietnam, Laos, Kamboja) dan pulau-pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa.
Musim kawin trenggiling jatuh pada bulan April sampai Juni. Setelah sang betina mengandung beberapa bulan, ia akan melahirkan anaknya. Biasanya induk trenggiling akan menjaga anaknya 3 sampai 4 bulan. Selama itu sang anak sering di bawa-bawa oleh induknya di atas ekornya.
Bagi warga pedalaman Kalimantan Selatan (Kalsel) era tahun 1960 hingga tahun 80-an, jangankan memakan daging trenggiling,untuk menangkap binatang Trenggiling saja hampir dipastikan tidak ada yang berani. Pasalnya, trenggiling dipercaya memiliki nilai mistis, bahkan dianggap sebagai jelmaan setan atau hantu. Bahkan banyak yang percaya keberadaan trenggeling disuatu desa bertanda kurang baik, akhirnya binatang itu diusir kembali jauh ke dalam hutan atau ditangkap untuk dimusnahkan dengan cara membakarnya, agar roh jahat yang ada di dalam tubuh binatang itu itu ikut musnah terbakar dan tidak menganggu manusia. Dengan anggapan demikian di era tahun-tahun tersebut populasinya cukup terjaga di hutan karena tidak ada yang berani memburunya, tetapi kemudian populasi itu terus menurun hingga sekarang ini, karena bukan saja ditangkap untuk dikonsumsi dan diperdagangkan tetapi juga akibat hutan yang kian rusak atau terbakar.
Padahal, jika ada pengusaha yang ingin menangkarkan trenggiling, maka tidak akan mengganggu populasinya di alam liar. Apalagi jika melihat kenyataan bahwa daging dan sisiknya sangat bernilai ekomonis tinggi. Tetapi jika tidak ada penangkaran dan perlindungan yang memadai, maka keberadaan trenggiling di Indonesia dimasa depan akan cepat punah akibat perburuan oleh manusia dan rusaknya sejumlah hutan.(vb-01/berbagai sumber)

Membuat Tape Ketan

Tape ketan

Bahan:
  • Beras ketan 1000 g
  • Ragi tape 2 butir
  • Daun kayu manis secukupnya
Cara pembuatan:
  1. Beras ketan direndam selama 4 jam.
  2. Daun kayu manis diekstrak dengan menambahkan air, terus disaring.
  3. Selanjutnya beras ketan yang telah direndam, dikukus sampai setengah matang, lalu diangkat.
  4. Ke dalam beras ketan yang telah setengah matang ditambahkan cairan kayu manis sebagai pewarna hijau. Campuran tersebut diaduk di dalam waskom agar warnanya merata.
  5. Campuran itu dikukus kembali sampai matang kira-kira selama 30 menit.
  6. Setelah matang campuran diangkat, lalu didinginkan di atas nyiru, kemudian diberi ragi yang telah dihaluskan terlebih dahulu, diaduk sampai merata.
  7. Campuran dibungkus dengan plastik atau daun pisang secara rapat (biasanya dalam bungkusan tersebut ditambahkan bawang merah dan cabai dengan maksud agar tapenya bisa jadi atau tidak rusak), lalu disimpan selama 2-3 hari (difermentasikan). Sesudah itu, tape siap untuk dikonsumsi.

Membuat Tape Singkong

Tape singkong

Bahan:
  • Singkong 5 kg
  • Ragi 5 butir (brp gram?)
Cara pembuatan:
  1. Singkong dipotong-potong ukuran sedang, kupas dan cuci bersih.
  2. Kukus sebentar sampai agak empuk, jangan sampai mekar. Angkat dan biarkan agak dingin.
  3. Haluskan/hancurkan ragi tape (biasanya ragi tape berbentuk bola putih sebesar baso, atau lebih kecil lagi, dan dijual dalam plastik kecil berisi 3-4 bola ragi).
  4. Taburkan secara merata ke seluruh permukaan singkong. Tutup dengan daun pisang (atau pembungkus plastik yang dilubangi di beberapa tempat dan tutup dengan kain serbet).
  5. Simpan di tempat hangat selama 1-2 hari sampai singkong menjadi empuk.